Selasa, 23 Oktober 2018

KHAS TAMANAN


” TAHU TAMANAN ”

 MAKANAN KHAS TAMANAN-BONDOWOSO

Sejak dulu Desa Tamanan, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso dikenal sebagai kampung perajin tahu. “Tahu Tamanan”, begitu orang-orang selalu menyebut tahu yang hanya diproduksi secara tradisional di desa Tamanan ini. Bagi masyarakat Indonesia tahu adalah salah satu makanan pokok sehari-hari. Nah, di kecamatan Tamanan, Bondowoso ini merupakan produsen tahu terbesar dan terenak yang telah terjual hampir ke seluruh daerah di Bondowoso bahkan di luar kota Bondowoso. Tahu dari Tamanan ini dikenal memiliki rasa yang sangat ciri khas. Bahkan, di pasaran tahu yang bukan buatan Tamanan sering di klaim tahu Tamanan agar lebih laris. Rasa dari tahu Tamanan ini yang gurih dan enak sudah tidak diragukan.
 Tahu-tahu ini bervariasi, ada tahu mentah yang masih berwarna putih ada pula tahu yang sudah digoreng dan berwarna coklat, ada tahu yang bisa langsung dimakan ada pula tahu yang perlu dimasak untuk memakannya, ada tahu yang yang pejal, ada juga tahu yang dalamnya kerompong atau biasa disebut tahu pong. Harganya pun terjangkau misalnya untuk tahu siap makan kita cukup merogoh kocek 5 rb saja sudah dapat 25 buah untuk yang ukuran sedang, jangan lupa tambahkan garam dan cabe atau sambal maka akan kebih enak untuk dinikmati.
Tahu ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai lauk dengan nasi, karena kandungan gizi yang tinggi dibutuhkan oleh tubuh kita. Tahu goreng di setiap daerah berbeda-beda rasanya, rasa tahu yang digemari biasanya gurih dan rasanya pas di lidah. Sedangkan tahu yang belum di goreng bisa diolah menjadi berbagai makanan contohnya crispy tahu, semur tahu, dan juga masih banyak yang lainnya.
“Proses pembuatan tahu ini sangat alami. Tidak menggunakan campuran bahan pengawet apa pun. Proses pembuatan tahu meliputi, yang pertama adalah tahapan perendaman, kedelai direndam dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Tujuannya dari tahapan ini adalah untuk mempermudah proses penggilingan. Proses selanjutnya adalah pencucian kedelai, tujuannya adalah membersihkan biji kedelai dari kotoran supaya tidak mengganggu proses penggilingan. Proses penggilingan dilakukan menggunakan mesin penggiling kedelai, tujuannya untuk memperoleh bubur kedelai yang kemudian dimasak sampai mendidih. Setelah ini adalah perebusan yang dilakukan di sebuah bak yang terbuat dari semen yang bagian bawahnya terdapat pemanas uap. Uap panas berasal dari ketel uap yang ada di bagian belakang lokasi pembuatan tahu yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan adalah serbuk kayu. Setelah direbus adalah proses penyaringan dengan menggunakan kain saring , tujuannya adalah memisahkan antara ampas bubur kedelai dengan filtrat putih seperti susu yang akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka sehingga terjadi pemisahan antara lapisan atas dan lapisan bawah/endapan tahu. Proses akhir adalah pencetakan dan pengepresan, cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 1mx1m yang diberi lubang kecil di sekelilingnya. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain sarimg tipis di permukaan cetakan. Setelah proses pencetakan adalah pemotongan tahu, pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar tahu tidak hancur. Setelah ini tahu siap dipasarkan baik dalam bentuk mentah maupun tahu yang sudah digoreng. Setelah digoreng, tahu-tahu itu dipasarkan oleh pedagang di pasar Tamanan dan juga dibawa oleh tenaga kerja bagian penjualan untuk dijual keliling ke daerah Kalisat, Maesan , Jember dan juga daerah lainnya”


halaman terkait  :  HARI SANTRI NASIONAL
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar